TANAMAN INDIGOFERA


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Legum merupakan tanaman hijauan pakan yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan cocok untuk diberikan ternak ruminansia. Salah satu  jenis  legum  yaitu  tanaman  nila (Indigofera  sp.) legum  yang mempunyai protein tinggi berkisar 22-29%, dan kandungan serat (NDF) tergolong rendah yaitu antara 22-46% (Hassen  et al.,  2007).
            Indigofera sp adalah tanaman leguminosa pohon tropis yang memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk ternak ruminansia. Indigofera dahulu dikenal dengan nama tanaman tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru nila, memiliki sekitar 700 spesies lebih, berasal dari daerah tropis Afrika, Asia, Australia,   Amerika   Utara   dan   Selatan.   Sekitar  280   spesies   tanaman   nila merupakan tumbuhan asli Afrika dan lebih dari 40 spesies asli berasal dari Asia Tenggara (Tjelele, 2006) .
            Wilson & Rowe (2008) menyatakan bahwa tanaman nila adalah sejenis leguminosa pohon yang memiliki ketinggian antara 1-2 meter bahkan lebih dan dapat dipanen pada umur antara 6-8 bulan dengan produksi biomassa serta kandungan  nutrisi  yang tinggi  pada  kondisi  yang normal.  Kandungan  protein kasar beberapa spesies tanamana nila dilaporkan tergolong tinggi berkisar antara
22-29%, sedangkan kandungan serat (NDF) tergolong rendah yaitu antara 22-46% (Hassen et al., 2007).
            Beberapa penelitian melaporkan bahwa Indigofera sp telah di manfaatkan sebagai pakan basal, pakan tambahan dan subsitusi bahan pakan lain pada ternak ruminansia. Leguminosa pohon ini memiliki produktivitas yang tinggi dan kandungan nutrisi yang cukup baik, terutama kandungan proteinnya yang tinggi. tanaman  nila  ini  dapat  dimanfaatkan  sebagai  pakan  ternak  yang  kaya  akan nitrogen, posfor, kalium dan kalsium. Akbarillah dkk (2002) melaporkan nilai nutrisi tepung daun tanaman nila adalah sebagai berikut: protein kasar 27,97%; serat kasar 15,25%, Ca 0,22% dan P 0,18%.
            Selanjutnya  di  jelaskan  zat  pengatur  tumbuh  (ZPT)  adalah  senyawa organik yang bukan unsur  hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh terdiri dari golongan sitokinin dan auksin. Auksin mempunyai peran ganda tergantung  pada struktur kimia, konsentrasi, dan jaringan tanaman yang diberi perlakuan. Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses biologi dalam jaringan tanaman (Davies, 1995).
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui zat yang terkandung dalam daun indogofera dan manfaatnya bagi ternak
Kegunaan makalah ini adalah sebagai sumber informasi dan literatur tambahan mengenai Daun Indigofera sebagai pakan ternak bagi penyusun, mahasiswa, dan semua masyarakat pada umumnya.


PEMBAHASAN
Gambaran Umum Indigofera sp
            Klasifikasi tanaman tanaman nila  (Hassen et al. 2006) sebagai berikut:
 Divisio     : Spermatophyta
Subdivisio  : Angiospermae
Class          : Dicotyledonae
Family        : Rosales
Subfamily   : Leguminosainosae
Genus         : Indigofera
Spesies        : Indigofera sp
            Indigofera sp. adalah tanaman leguminosa pohon tropis dan dilaporkan  memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk ternak ruminansia. Kandungan  protein kasar spesies Indigofera sp. berkisar antara 22-29%, sedangkan kandungan  serat (NDF) tergolong rendah yaitu antara 22-46% dan kalsium 0,22% dan fosfor  0,18%. Indigofera sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas sehingga Indigofera sp.
sangat baik untuk dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak untuk daerah yang
memiliki potensi cekaman biotik dan abiotik tinggi. (Hassen  et al.,  2007). Tanaman ini juga sangat tahan terhadap interval maupun intensitas pemangkasan
dengan tidak mempengaruhi kuantitas dan kualitas hijauan (Tarigan, 2009).
           

            Kandungan protein yang tinggi (26% – 31%) disertai kandungan serat  yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) menyebabkan  tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun  sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam  status produksi tinggi (laktasi). Karena toleran terhadap kekeringan, Indigofera sp.  dapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya
ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau. Keunggulan lain tanaman
ini adalah kandungan tanninnya sangat rendah berkisar antara 0,6    1,4 ppm  (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya  kandungan tannin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya (disukai
ternak) (Simatupang, 2013).  
Manfaat Daun Indigofera Bagi Ternak
Kandungan Nutrisi Indigofera Sebagai Pakan Ternak:
            Tanaman Indigofera sp adalah  jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanamanIndigofera sp berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar (PK) rata-rata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun.
Pemanfaatan Indigofera Sebagai Pakan Ternak:
            Pemanfaatan tanaman Indigofera sp pada pakan ternak kambing bisa diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi, teknologi silase dengan bahan tambahan molases, Indigofera sp diberikan dalam bentuk tepung dengan cara dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga menghasilkan tepung pakan.
            Tanaman Indigofera sp yang diberikan pada ternak kambing dengan taraf pemberiaan Indigofera sp 45% ditambah rumput Brachiaria ruziziensis 55% menghasilkan angka konsumsi bahan kering, Indigofera 190 ekor/gr/hari dan Brachiaria ruziziensis 232 ekor/gr/hari dengan total konsumsi 422 gr/ekor/hari. Selanjutnya menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan Indigofera dan rumput segar terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 52,38 gr/ekor/hari dengan efisiensi penggunaan pakan 0.12
            Penelitian Palupi, dkk., (2014) mengenai potensi dan pemanfaatan tepung
pucuk tanaman nila sebagai bahan pakan subsitusi bungkil kedelai dalam ransum  ayam yang dapat berpengaruh nyata meningkatkan kualitas telur dan  meningkatkan intensitas warna kuning telur yang mencapai 55,88%. Hasil  penelitian Taringan dkk (2011) mengenai pengaruh taraf pemberian Indigofera sp
terhadap komsumsi dan kecernaan pakan serta penambahan bobot hidup kambing
yang diberi Brachiria ruziziensis dapat meningkatkan taraf bobot badan harian
pada kambing.   
            Pemanfaatan teknologi silase Indigofera untuk pakan ternak kambing, teknologi yang diberikan yakni : tanaman Indigofera sp segar kurang lebih 100 kg dilayukan selama 4 jam di sinar matahari lalu ditambahkan dengan molases dengan takaran 15% dari berat Indigofera segar, setelah itu dicampur rata lalu dimasukkan ke dalam tong silo yang kedap udara lalu didiamkan selama 30 hari.
Pemberiaan silase Indigofera sp pada pakan ternak kambing dengan porsi pemberiaan 65% silase Indigofera ditambahkan 35% pakan konsentrat. Pemanfaatan teknologi silase Indigofera sp menghasilkan angka konsumsi bahan kering ternak kambing sebesar 452 gr/ekor/hari dan menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan silase Indigofera sp terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 93 gr/ekor/hari. Pemanfaatan tanaman Indigofera sp sebagai pakan ternak menghasilkan respon yang baik terhadap ternak kambing baik dilihat dari konsumsi maupun pertambahan bobot harian hidup sehingga tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing.
Manfaat Tanaman Indigofera Sebagai Tanaman Penutup Tanah
            Tanaman Indigofera spp ada yang berupa semak sehingga bisa digunakan untuk tanaman penutup tanah (cover crop) terutama pada lahan terbuka dan lahan reklamasi. Dengan demikian dapat mencegah erosi dan run off unsur hara yang terdapat pada permukaan tanah. Tanaman Indigofera sp. yang banyak digunakan sebagai tanaman penutup tanah adalah Indigofera hirsuta dan Indigofera trita (Hassen et al. 2007)  
            Indigofera spp. sebagai pupuk hijau Tanaman Indigofera merupakan leguminosa yang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. sehingga dapat menfiksasi N dari udara lebih banyak. Adanya nodul yang dibentuk oleh bakteri Rhizobium sp. dapat menyediakan N dalam tanah sehingga tanaman ini dapat meningkatkan status bahan organik lahan, meningkatkan status N, dan mengurangi penggunaan pupuk kimiawi.
            Tanaman Indigofera juga telah dipergunakan sebagai naungan di perkebunan kopi, teh dan karet di daerah tropis Afrika dan dapat ditanam bersama tanaman pangan sebagai companion crop.
            Indigofera spp. sebagai mulsa Indigofera dapat digunakan mulsa karena daunnya mengandung protein yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber N. Selain itu tanaman Indigofera yang berkayu merupakan “carbon store” sehingga dapat menyimpan karbon. Dengan demikian kandungan karbon pada ranting dan N pada daun tanaman Indigofera dapat memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki aktivitas biologi tanah, mengendalikan gulma, menekan penggunaan herbisida, meningkatkan kesuburan tanah.
             Indigofera spp. sebagai pengendali erosi Tanaman Indigofera yang berkayu (pohon) dapat dimanfaatkan sebagai tanaman model dalam system alley cropping di daerah dengan kontur curam. Dengan demikian tanaman ini dapat menekan run off dan erosi. Atau dapat pula ditanam mengelilingi tanaman pangan sebagai companion crop pada daerah yang miring.
            Indigofera spp. sebagai tanaman hias Beberapa spesies Indigofera juga berpotensi sebagai tanaman hias karena mempunyai bunga yang unik dengan lengkungan batang yang indah. Contohnya adala Indigofera autralis.
Manfaat Tanaman Indigofera Sebagai Dalam Industri
            Indigofera Sp sebagai pewarna batik Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sangat khas. Di Indonesia motif dan warna batik sangat banyak yang mencerminkan asal daerahnya masing-masing seperti batik Madura. batik Jogja, batik Pekalongan dan lain sebagainya.  Sejak dahulu perwarnaan batik tidak dilakukan dengan menggunakan bahan pewarna kimia/sintetis seperti pada beberapa pewarnaan sintetis yang dilakukan oleh pabrik tekstil saat ini. Pembatik jaman dahulu memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk diambil zat warna nya, sehingga sifat kain batik yang tercipta adalah ramah terhadap lingkungan maupun pada kulit manusia. Tumbuh-tumbuhan yang digunakan juga bervariasi, ada jenis-jenis tumbuhan yang diambil batangnya, kulitnya, buahnya, hingga pada daunnya.
            Indigofera Spp. adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mewarnai batik dengan zat warna alam. Tanaman Indigofera tinctoria mengandung pigmen indigo yang sangat penting untuk pertanian komersial pada daerah tropik dan sub tropik. Kandungan zat warna yang terdapat di dalamnya memiliki karakter warna biru-hijau, tergantung fiksatornya. Proses pengambilan zat warna dari tanaman indigofera tidak mudah dan harus melalui tahapan yang tidak sederhana. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik, namun tidak demikian dengan bahan dari kapas katun.
            Indigofera Spp. sebagai obat Tanaman indigofera mengandung beberapa senyawa sekunder sehingga dapat digunakan sebagai obat. Beberapa senyawa sekunder yang terkandung dalam Indigofera spp dan pada umumnya senyawa sekunder Indigofera larut dalam air (Jeyachandran et al. 2011).


KESIMPULAN
Kesimpulan
            Dari makalah diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, tanaman indigofera memiliki banyak manfaat, baik untuk ternak maupun untuk manusia, di antaranya memiliki kandungan protein tinggi yang baik di berikan sebagai suplemen untuk ternak, selain itu fungsi lain juga sebagai tanaman penutup tanah dan juga sebagai bahan pewarna dalam industry pakaian.


DAFTAR PUSTAKA

Akbarillah, T., D. Kaharuddin dan Kusisiyah. 2002. Kajian Tepung Daun Indigofera Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Produksi Dan Kualitas Telur. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Davies, P.J. 1995. The Plant Hormone Their Nature, Ocurence And Function. In Davies (ed.) Plant Hormone and Their Role in Plant Growth Development. Dordrecht Martinus Nijhoff Publisher

Hassen, A., N.F.G. Rethman and Z. Apostolides. 2006. Variation in growth, dry matter yield and allocation, water use and water use efficiency of four Indigofera species subjected to moisture stress and non stress  ondition. Trop. Grassl. 40: 45–59.

Hassen, A. Van Niekerk and T. J. Tjelele. 2007. Influence of season/year and species on chemical composition and in vitro digestibility of five Indigofera accessions. Anim. Feed Sci. Technol. 136: 312-322.

Jeyachandran R, Baskaran XR. Cindrella L. 2011. Phytochemical Screening and Antimicrobial Activity of Indigofera aspalathoides Vahl. Nature of Pharmaceutical Technology. 1(3): 1-5 33

Palupi, R., L. Abdullah, D.A. Astuti dan Sumiati. 2014. Potensi dan pemanfaatan tepung  pucuk  indigofera  sp.  sebagai  bahan  pakan  substitusi  bungkil kedelai dalam ransum ayam petelur. JITV. Vol. 19 No 3: 210-219

Simatupang, B. 2013. Mengenal Hijauan Bernutrisi Tinggi Indigofera sp Untuk Ternak kambing. UPT Pelatihan Peternakan. Kupang.

Tjelele, T.J. 2006. Dry Matter Production, Intake And Nutritive Value Of Certain Indigofera Spesies. Thesis. University of Pretoria

Taringan, A. dan S.P. Ginting. 2011. Pengaruh taraf pemberian  indigofera sp terhadap komsumsi dan kecernaan pakan serta penambahan bobot hidup kambing yang diberi brachiria ruziziensis. JITV. 16(1), 25-32.

Wilson, P.G. R. Rowe. 2008. A revision of the Indigofereae (fabaceae) in Australia. 2. Indigofera species with trifoliolate and alternately pinnate leaves. Telopea J Plant Syst. 12:293-307..




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN TANAMAN DAUN MURBEI SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Konsumsi Protein Kasar Dan Serat Kasar Kambing Yang Mendapat Pelet Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Level Tepung Rese Berbeda

Manfaat perjalanan adventure