Materpala Unhas Selesaikan Pendidikan Dasar V
Jangan
Mengambil Sesuatu Kecuali Gambar
Jangan
Meninggalkan Sesuatu Kecuali Jejak Kaki
Jangan
Membuang Sesuatu Kecuali Waktu.
Sebuah rangkaian phrase yang sederhana namun
memiliki makna yang luar biasa .Tak banyak manusia yang mengerti akan makna dari
tiga baris phrase ini. Mungkin, hanya mereka yang pernah atau selalu menyapa alam. Tiga phrase
inilah yang harusnya di beritahu kepada mereka sebelum mengunjungi alam.
Terkhusus untuk anggota Pendidikan Dasar Mahasiswa Peternakan Pecinta Alam
(MATERPALA) yang ke V.
Pohon-pohon hijau bagai pagar dunia menjulang
tinggi dengan rapihnya. Belum lagi kilapan sinar bintang yang menuntun para peserta
Diksar menuju peristirahatan (Camp 1) pertama,
Inilah Buluballea. Keindahannya bagai surga diatas Malino. Pasir dan jalanan yang kami injakkan segera menjadi
kenangan, dan kami harus terus melangkah agar kami tidak tenggelam dalam kenangan.
Ini akan menjadi perjalanan yang tidak biasa
buat kami. Menuju pos 7 di salah satu gunung terkenal di
Sulawesi Selatan, tepatnya di kabupaten Gowa.
Perjalanan ini kami mulai pada tanggal 1
Juni 2016, berawal dari tekad dalam hati dan kekompakan diantara kami para peserta
dan anggota di organisasi ini. Akhirnya, pada pukul 16.00 kami resmi di lepas di kampus merah menuju
kota bunga, Malino. Dengan menggunakan mobil pick Up peserta yang berjumlah 13
orang dan penamping menuju Malino. Sekitar
jam 21.20 Wita kami sampai di Desa Buluballea Belum lagi kami harus mendirikan tenda,
memasak makanan dan sebagainya. Namun
itu tidak terlalu berat karena kami bersama-sama. Setelah semuanya selesai, Kami
pun memutuskan untuk tidur.
2 Juni 2016, Inilah awal kisah perjalanan
yang sebenarnya. Pagi buta dengan suara kicauan
burung dan dinginnya alam. Tapi kami harus memaksa diri untuk bangun dan membuka
mata, Sebab kami harus bersiap-siap menjelajah alam Bawakaraeng yang
menakjubkan. Sekitar jam 09.10 Wita kami
mulai menyusuri tebing, hutan, dan sungai yang ada di bawakaraeng. Kami Hanya memiliki
satu tujuan yaitu post 7 Bawakaraeng. Perjalanan menuju post 7 begitu sulit,
Soalnya kami harus membuka jalur dan mencari jalur sendiri menuju post 7. Kami hanya mengandalkan Peta dan feeling dari hati dan panca indera. Di tambah lagi kami hanya diberikan sebutir telur
dan segenggam nasi/kelompok. Sungguh luar
biasa perjalanan kami ini. Banyak pelajaran
yang kami ambil. Contohnya, survive,
bagaimana kami harus bertahan hidup di hutan belantara ini. Dalam perjalanan
kami mencari buah, daun atau apa pun itu yang bisa kami makan untuk mengganjal perut
kami yang kosong ini. Di sni pula, kami betul-betul mengerti arti sebuah persaudaraan.Di
mana teman kami ada yang kelelahan maka kami harus beristirahat. Kami pula
harus menguras keegoisan yang ada dalam diri kami.
Walau perut terasa lapar tapi kami terus
melangkah, sedikit demi sedikit, langkah demi langkah dengan bebang di punggung
yang semakin terasa. Sebab kami membawa carrier yang beratnya juga luar biasa. Namun,
kami tetap semangat dan keletihan serasa hilang apabila melihat pemandangn di
sekeiling kami yang begitu hijau dan indah dengan banyak pohon yang menjulang tinggi
dan padang savana.
Sekitar pukul 17.32 WITA kami sampai di
Post 7 (camp 2). Kami begitu bahagia. Belum lagi kami melihat post 7 begitu indah
dan menakjubkan. Post 7 itu seperti negeri di atasa wan. Kami pun tidak melewatkan
untuk mengambil foto sebagai dekomentasi. Setelah beristirahat dan mengambil
foto, kami bersiap-siap mendirikan tenda dan memasak sebutir telur dan segenggam
nasit ersebut. Kebersamaan di sini kembali
terasa.
Setelah semuanya selesai, kami pun tak pernah
melewatkan tradisi di Materpala Yaitu,
sesi curhatan di Post 7. Semua peserta Diksar wajib curhat baik itu bersifat pribadi,
umum dan sebagainya. Sekitar jam 22.00 Wita kami pun bersiap tidurr. Meregangkan
segala tulang sebab besok kami harus berjalan lagi menuju Balang-balang (camp
3). Kami tidur dengan dijaga oleh pedamping yang gagah-gagah dan cantik. Pukul
07.00 Wita kami di bangunkan dan yang pertama kami rasakan adalah lapar. Kami
hanya bisa minum dan tidak bisa makan soalnya kami tidak memiliki makan.
Tanggal 3 sekitar 09.30 Wita kami
melanjutkan perjalanan menuju Blang-Balang. Dalam perjalanan kami melewati hutan,
pinggir tebing yang pemandangannya begitu menggugah hati. Dan keletihan dalam diri
kami sangat terasa pada saat itu. Sebab kami harus berjalan turun dan menusuri hutan-hutan
yang penuh dengan duri, belum lagi lapar yang merangsang perut kami. Dan
perjalanan ini begitu jauh kami rasa. Butuh waktu kurang lebih 8 jam untuk sampai
di balang-balang. Sangat meletihkan. Sekitar pukul 13.57 Wita kami sampai di
Tallung, Salah satu ikon yang terkenal juga.
Di tallung ini adalah puncak yang lumayan tinggi. Setalah beristirahat sejenak
kami melanjutkan menuju Lembah Ramma. Perjalanan
yang membutuhkan waktu 1 jam sampai ramma. Dan saya pikir kami akan bermalam di
sini. Tapi ternyata tidak, kami harus melanjutkan perjalanan lagi menuju Balang-balang
(camp 3). Perjalanan menuju balang-balang harus melewati sungai dan hutan, serta
terdapat sungai seperti Ranu Kumbolo di Gunung Semeru.
Sekitar pukul 16.17 Wita kami sampai di
post terakhir perjalalanan.Kami disambut dengan gembira oleh para pedamping dan
anggota lain. Setalah beristirahat dan
mendirikan tenda, akhirnya kami pun
diberikan makan. Betapa bahagianya kami.
Kami makan begitu makan seperti manusia yang tidak pernah makan selama dua hari.
Selain itu, kami juga diberikan makanan kami yang telah di sita. Dan kami makan
bersama-sama.
Sekitar pukul 19.00 Wita kami berkumpul dan
membuat api unggung. Kemudian kami secara bergantian bercerita tentang perjalanan
kami. Ada sedih, gembira, lelah, indah
yang terangkai dalam cerita kami. Kemudian
kami beristirahat dan tertidur lelap.
Tanggal 04 Juni 2016 adalah hari bersejarah
untuk kami para peserta Diksar V Materpala. Dimana pada tanggal ini dan tepatnya
hari Sabtu kami diresmikan bergabung di Organisasi Materpala. Dengan melewati berbagai proses dan perjalanan
yang panjang. Akhirnya, satu kaki kami telah berada di Materpala. Kami bahagia sebab
butuh perjuangan untuk bisa masuk di organisasi ini dan tak banyak yang bisa bergabung.
Sekitar pukul 11.00 wita kami pun
bersiap-siap untuk kembali ke Makassar. Kami
ambil gambar sepausnya dan melakukan aktifitas yang dapat membuat kami
benar-benar menikmati alam. Pukul 12.00 wita kami pun meninggalkan Balang-Balang
menuju dusun Panaikang. Kami berjalan kurang lebih 2 Jam menuju Panaikang. Kami melewati bebatuan, sungai, dan hutan.
Sekitar pukul 15.00 kami akhirnya sampai di Dusun Panaikang.
Legah hati ini. Kami beristirahat
sambil menunggu jemputan datang.
Selamat
bergabung di Materpala.“ Kami tak SEDARAH tapi kami melebihi SAUDARA”.
Salam
Lestari……
oleh: Armi
editan : yayat
Komentar
Posting Komentar